Wednesday, December 12, 2007

La Tahzan !!!

yang namanya dikecewain udah biasa, yang namanya ditinggalin dengan atau tanpa alasan juga udah biasa, juga sebaliknya. mungkin benar kata dania, "mbak, hatiku ini udah kapalan, sol sepatunya udah aus .." karena yang namanya sakit hati itu udah biasa. tapi tetep ada yang lain di hati ini ketika peristiwa-peristiwa yang menyakitkan dan mengecewakan itu harus berulang. entahlah, mungkin aku belum terlalu siap dan kuat menghadapi orang-orang yang datang saat mereka ada maunya dan pergi sesuka hati saat udah gak ada perlu lagi. ya...aku tampaknya belum cukup tegar ketika menghadapi arus lalu lalang orang yang datang dan pergi dalam hidup ini. benar kata orang, yang baru datang itu belum tentu bertahan dengan lama. itulah kenapa aku betul-betul sulit untuk membuka hati untuk memulai pertemanan atau apapun namanya. karena yang paling disesali, ketika semua berakhir dengan mengecewakan.dan untungnya aku belum lelah untuk berusaha menemukan maknanya.

sebenarnya bukan masalah kehilangan, ditinggalkan atau apapun istilahnya. karena bagiku, pengkhianatan terbesar adalah mengakhiri segalanya. tapi itulah... semuanya butuh proses. mungkin terlalu sering melihat dari kacamata sendiri. tapi ada tanda tanya besar dalam otak ini yang kadang suka mengusik sisi ego dalam diri, apa emang mereka udah ngerti aku, sampai-sampai mereka butuh untuk dimengerti olehku? adilkah? pernahkan mereka meraba hati yang terdalam ini untuk tahu apa sebenarnya yang terjadi didalamnya. sakit dalam hati ini sering mengabaikan logika dari setiap peristiwa. kata seorang temen mungkin kamu belum tulus. ingat betul kata mbak nunung,...Ma, sakit hati atau kecewa itu bener-bener bisa membekukan hati.. jangan sampai berlama-lama memendamnya. mbak nung bener....saat ini otak jadi dangkal karna terlalu lama berkutat dengan hal-hal yang penting yang membuat hati jadi beku dan dingin. ahhh entahlah....hanya Tuhan yang tau siapa aku sebenarnya dan apa yang ada dalam hati ini.

Saturday, December 08, 2007

emang harus gini kali ya...

mungkin ada baiknya aku berprasangka baik pada keputusan Tuhan. toh semuanya akan pulih seperti sedia kala. toh hari ini akan jadi masa lalu. dan kayak kata si Podang, sedetik lalu adalah masa lalu.
ya.. setelah berdiskusi dengan mas bismo semacam mendapat pencerahan. mungkin ada baiknya aku kembali pada jalan yang sudah pernah di tempuh sebelumnya. thanks buat diskusi yang membuat hati ini segar kembali. ya bisa jadi karna sedikit lupa pada hakikat hidup yang sebenarnya. hidup ini sendiri. kita tidak hidup yang hidup hanya sang Khalik. kita ini tiada yang ada hanya Dia. tapi ya tetap saja hijab Tuhan terlalu indah untuk disibak. dan menggoyahkan pandangan bahwa sebenarnya kita sang bani adam adalah tiada.
bentar lagi tutup tahun. ya pasti pertanyaan yang gak pernah berhenti ditanyain, sudah jadi apakah kamu hari ini? ternyata jawabannya adalah belum jadi apa-apa. hiksss mengerikan !!! tragis.... fiuhhh


selamat datang kisah baru!!!

Friday, December 07, 2007

masihkah?

kenapa mendung kelabu ini masih saja menaungiku? sampai kapan? harus tercekat leher ini ketika teringat kembali. ahhh dasar brengsek....sialan....enyahlah sudah... aku tidak mau terlalu lama berkubang dalam kesedihan yang sebenarnya gak perlu dinikmati sama sekali. fiuhh....hati ini seperti remuk redam...hati ini diperas-peras hingga pilunya semakin dalam dan getahnya keluar dengan nanah dan darah. otak ini masih terlalu batu untuk teetp bersikukuh dengan memori2 yang gak penting diingat. teralalu picik sebenarnya mengkait2kan peristiwa2 lalu. cuma menambah parah luka yang ada.. hahhhh.... andai pena penghapus memori dalam film 'men in black' itu bener2 ada.. wah aku rasanya antri paling depan untuk memilikinya.

oh...rasanya ingin kembali ke rahim ibu. ingin rasanya menutup mata atas semua cerita yang sudah dan akan dilalui. siapakah yang lebih menderita, 'pembuat luka' atau 'yang dilukai?'
dari yang sudah dialami, yang terluka hanya bertahan dalam kesedihan hanya dalam jangka waktu yang singkat. tapi yang melukai alias pembuat luka akan menderita penyesalan seumur hidup. karena merasa bersalah.

tapi untuk kali ini, begitukah? hah entahlah....hati ini terlalu lelah untuk dijejali lagi luka. ato benarkah itu membuat semakin tegar? ahhh Tuhan semoga hati ini tak mendingin lalu membatu...ampuunn beribu ribu ampunnn...

kapan lagi cahaya akan datang memberi sedikit penerangan dan hati akan lega kembali menghirupnya.

ya....semoga masih banyak waktu untuk kembali menikmati indahnya hidup yang penuh misteri ini. Tuhan..tetap hujani aku dengan kasih sayangMU...tetapkan aku dalam rahmatMu sepanjang usiaku..aaaminnn

HARI YANG ANEH!!!!


biasanya ku pelipur laramu
biasanya ku hapus air matamu
ku katakan semua kan baik-baik saja
namun saat ini, saat kujatuh dalam hidupku
reff: kubutuh dirimu berbagi bebanku
temani diriku lalui saat ini
katakan padaku semua kan berlalu
dekaplah diriku saat ini kurapuh
biasanya ku tak pernah goyah
biasanya aku tetap tenang
aku mampu hadapi rintangan menghadang
namun saat ini, saat kujatuh dalam hidupku

hanya untuk malam ini
peluklah aku
hanya untuk malam ini
esok kukan tegar kembali


(basejam -saat terapuh)

kemarin (19-21 Nov07) jadi hari buruk. aku udah kayak banci Minder, mengurung diri seharian dikamar. ada kabar buruk yang kuterima kemarin pagi. dimulai dari bangun kesiangan dan mungkin malaikat subuh mengutukku pagi itu. begitu bangun, kepala masih pusing. akibat iseng,.... bagai disambar geledek akhirnya aku mendapat kabar tidak sedap. hmmm akhirnya pecah juga bendungan itu. ???
ibarat ucapan belasungkawa pesan-pesan dari para teman dan sahabat berdatangan dan cukup menyejukkan hati. bak oase ditengah gurun padang pasir. semuanya menyakinkan diri dengan cara yang macam-macam bahwa semuanya pasti tergantikan. aaminn. kenapa juga seorang teman harus nyuruh aku nyium pantat bayi biar hilang gundah hati. saran yang aneh!!!!

disela-sela itu terselip geli dari dalam hati... dan menertawakan diri sendiri. ibarat kata gus dur, gitu aja kok repot. mungkin aku terlalu mendramatisir. padahal kalau mau diredam, bisa saja. tapi kupikir biar luka ini cukup sampai disini. biar kukeluarkan saja seperti muntah maka besok jangan lagi mengusik pikiran.

mungkin Tuhan mau bilang...gini lho rasanya tidak dihargai, gini lho biar kamu lain kali bisa tenggang rasa. biar diri ini bisa meraba rasa dan hati orang lain. hmmm yoha harus sadar diri, harus belajar dari semua ini. okehlah...

kuhubungi simbah yang menjadi orang terakhir yang tahu cerita pagi jahanam itu. katanya, hei coba kau renungkan segala renunganku ya. munculkanlah yakin dalam dirimu. kau itu istimewa bagi orang yang bisa melihatnya wahai pumpkin. hidup itu bukan pilihan, tapi dalam hidup ada nasib dan kita berproses didalamnya. jadilah orang yang berbahagia.
aku cuma menjawab, baiklah akan kupikirkan. simbah lalu bilang, jangan cuma dipikirkan tapi coba renungkan dan jadikan pedoman hidup..sip...

oia simbah juga pesen...hei pumpkin coba kau ganti 'about me' dalam profile di frenster..jangan 'perempuan sial' lagi tapi 'perempuan yang paling beruntung didunia' wuihhh kok bisa??? itukan berlebihan...kalau untukmu aku tidak terima 'perempuan sial' ahh simbah...ada-ada aja. iya dehh coba dipikirkan. ehem...

simbah terus berpesan, sudah saatnya untuk tidak memaki diri sendiri lagi.( ya kasian diri ini ya mbah...) iya juga sih, kenapa juga akhir-akhir ini hobiku mengutuki segala hal. hah emangnya bundonya malin kundang. hmmm....mungkin hanya pelarian dari sebuah ketidakberdayaan. fiuhh...

ah sudahlah.... yang pasti semua pesan sang sahabat hingga tadi malam kusimpan baik dalam arsip otak ini. juga dalam ruang kecil dalam hati ini. hihihihi thanx 4 all my friends. terimakasih buat kalian semuanya. aku pasti akan merindukan semuanya :(

Wednesday, November 21, 2007

ngerinya sebuah rindu

ada yang ironis dalam diri ini. sebuah keinginan yang ibarat dua sisi mata uang. berbeda tapi saling berdampingan. disatu sisi ingin rasanya kembali intim padaNya. bergulat dalam cinta yang sangat abstrak yang tak mampu hanya dituangkan dalam kanvas. tapi disisi lain takut yang luar biasa menggerogoti hati ini akan sebuah ujian yang mengikutinya sesudahnya. tentu saja karena aku berkali-kali terjerembab dalam jurang yang dalam. aku tau, teorinya tidak akan dikatakan beriman bila tidak diuji. nah ini dia yang jadi masalah. saat ini masih
ngeri-ngeri sedap untuk memulai kembali menanjak bukit cintaNya. mungkin setan bilang begini, "sering-sering aja ragu dan takut biar aku ada temennya..". ya....itu tentu menguntungkan kerajaannya. siwalan...dasar setan!!

aku pernah menjadi bagian rombongan orang-orang yang bergaun putih dengan cahaya yang berjalan pada jalan yang tepat. tapi pernah juga aku ikut dalam perjalanan dosa yang menempuh waktu yang cukup lama.
tapi itulah sejatinya cinta Tuhan, aku selalu tetap menjadi undangan dalam perjamuan pengampunan dosa. tapi setelah itu, kadang aku berbalik arah lagi. sampai kapan?
kata sang bijak, sampai setan lelah melakukannya berkali-kali. hmmm... bertahan seperti ini memang sangat mustahil tanpa campur tanganNya. tapi terkadang diri terjebak dalam keyakinan bahwa diri ini ada. padahal tak sedetik pun diri berwujud. hah....sudah lelahkah? mudah-mudahan tak ada tanda-tanda kearah sana. mungkin hanya akunya saja yang kurang mampu menterjemahkan kebesaran dan nikmat Tuhan.

peta perjalanan hidup sebenarnya sudah digelar, hanya saja terkadang butuh seseorang yang mampu menunjukkan secara gamblang simbol -simbol yang tersirat pada peta. bahkan seseorang yang paham betul akan arah angin. hei....TUhan punya kekasih. lantas kemana kutemukan sang kekasih? ah....dasar manusia butut!!

wuihhh sudah lama rasanya berkubang pada titik yang sama. kenapa diri enggan keluar saja. biar akan terbukti benarkan aku sudah siap menjalaninya kembali??? hah..sialnya ternyata benar cintaku padaNya belum ada apa-apanya. siap hancur bila kau mencintaNya. bersedia lebur dalam ketiadaan maka kau temukan adaNya. heiii mana sang pujangga pecinta indahNya. sudikah kiranya menuntun langkah tepat menujuNya segera.

kemanakah ingin ini kualamatkan. rasanya ingin kukoyak tirai hijab antara kita. biar puas hati ini. biar lega dahaga ini. walau menurut sejarah akan hancur terburai. tapi toh sama saja, detik ini aku sudah hancur lebur. remuk redam dalam rindu tak bernama. pencarian yang separuh hidup selalu menghantui. ah.... nafsu muthmainnah... idola siapapun..

Tuhan dalam setiap doa, aku berharap banyak agar perjalanan ini akhirnya menemukan singgasana dimana kau bersembunyi selama ini. semoga tanjakan kali ini lebih ringan terasa. semoga kerikil-kerikil itu bisa kusingkirkan tanpa terasa. berilah pelindung dalam perjalanan ini. semoga aku akan bertahan. akan segera kuusahakan!!! duhh semoga!

Thursday, November 15, 2007

semuanya memburuk !! aneh!!!

...i'm not okay...

-MCR-

gak pengen sebenernya. tapi sengaja membuka kembali arsip dalam otak ini. fiuhhh... rasanya manis asem asin. sengaja buka websitenya GSH FM. ternyata masih seperti dulu gak ada perubahan. yang nambah cuma guestbooknya doang. ya iyalah secara orang yang konsen utak atik udah gak aktif lagi. hmmm ya memori di sana banyak banget. thanks lah buat semua yang pernah datang dan pergi.

di sela-sela kondisi fisik yang kurang sehat.. hah...hidung dan tenggorokan yang aneh!! aku kembali mengingat masa lampau. ternyata semua orang yang pernah singgah di hati ini baik yang berakhir dengan tragis bahkan berakhir dengan sangat tidak jelas, atau kepada para sahabat sudah melesat dengan perubahan yang sangat baik. mereka sudah punya karir dan prestasi yang jauh lebih baik. melangkah dengan pasti dan melejit. punya progres masing-masing.

sementara aku?

masih berkutat dengan masalah yang tak bermutu. tak ada manfaatnya. tak ada maknanya.mengalami kemunduran!! duhai.... padahal kata sang bijak, orang yang merugi adalah orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin.
ada apakah denganku? kutukan kah? hukumankah atas dosa-dosa pada hati-hati yang tak bersalah?
lingkungan ini ..cis...banyak mempengaruhi??? oh...malangnya...

bentar lagi skripsi. tapi kepala ini belum dapat pencerahan. tak ada kata kunci yang bisa dipakai untuk keluar dari labirin terkutuk ini. sialnya lagi gak ada temen diskusi yang pas. yang bisa diajak sharing apalagi brainstorming. sementara kabar dari rumah, ....'pulang ke rumah kalo udah dapat ijazah'...begitu kata ayah. fiuhhh

oh...disini aku mandeg..disini aku butek...disini aku gak bisa menjadi apa-apa. disini kembali jadi orang yang paling hina. disini aku tak bisa bergerak ke depan. haruskah terus mengumpat. sementara diri tak bisa berbuat banyak.

TUHAN....selamatkan diriku ini..

kenapa nyaris masuk ke lubang yang sama? sedemikian bodoh kah aku? sedemikian miripkah dengan keledai? ah aku sudah muak sebenarnya... dada ini hampir meledak !!!!!
sebenarnya lubang hitam ini untuk apa????

kenapa harus mundur kebelakang. kenapa tidak bisa seperti mereka yang sudah mulai meniti babak baru yang begitu menggembirakan dan menggairahkan hidup.. arrggghhhhh.....

!@#!$#^%$##^%$ :( :'(

duh gusti.....bantu aku keluar dari kemelut ini.... wakafkan kembali cahaya yang pernah kau titip padaku. walau semuanya terkadang tak jaga dengan baik.

duhai Yang Maha Perkasa...aku ini ketinggalan lokomotif... terpisah dari rombongan. benar-benar tertinggal dari para sahabat. mereka sudah mendaki bukit kesuksesan. sedang diri masih berenang-renang dalam kubangan. belum memulai apapun. tak punya prestasi apa-apa. jiwa ini sakit. kemana semua pelajaran silam yang menyejukkan hati ini?
padahal ini sudah akhir zaman bukan? aku tak punya bekal apa-apa..ilmu ini masih dangkal. fiuhh waktuku habis untuk mengurusi hal-hal yang bodoh dan konyol tak punya arti apa-apa...

hah....!@%%$#%^$%&*&^......


: apakah ada diantara kalian yang punya telaga untuk kutenggak hingga hilang dahaga ini???? :

Friday, November 09, 2007

terhempas keluar dari dalam dasar laut yang gelap.
rasa ini menguap mengeras di permukaan.
karena bukan embun yang ada.
lantas berhamburan memecah angkasa.
adakah langit harus diberi kabar indah ini?
karna lama sudah ternanti.
tak lagi sesak menjamah.
kalut yang kian menghantui.
sebab pelangi menjembatani hati pada langit.
lama terbenam dalam gelapnya biru laut.

kini langit siap menyambut.
bersama angin merasuk awan.
hingga akhir menghampiri.

jum'at
09/11/07/12:45


TUhan...aku rindu melesat ke langit tanpa harus takut akan ada badai yang menyambut!!!
selamatkan aku!!! aku rindu padaMU!!! ternyata aku lebih baik percaya pada janjiMU, terima kasih Tuhan!!



Sunday, November 04, 2007


BALADA musim hujan

udah musim ujan lagi. itu tandanya aku, nina, dan jrink harus bertarung dengan hujan lebat dan badai setiap sore pas berangkat kuliah. hmm lagi..lagi kami. untungnya mata kuliah semester ini cuma tiga. jadi jadwal ke kampus jadi irit. ingat banget dulu pas semester awal, mau berangkat kuliah, entah hanya perasaan kami ato emang kebeneran, jadwal ujan emang selalu bareng ama jadwal kuliah. jadilah kami bertarung dengan ujan.

waktu sore jahanam itu kami berniat kuliah. berangkat dengan gaya yang udah keren menurut kami masing-masing @#!#$!!#!!! dan dengan berbekal payung masing2 juga. ujannya lumayan gede.. cuek aja. maju teruss!! semangat masih membara. maklum baru punya kecengan. sialan kirain semangat kuliah... hehehe. pas ditengah jalan entah kenapa ujan ama petir emang lagi kompak banget. menyambar-nyambar pake acara panggil angin kenceng segala. mungkin kalo secara hiperbolisnya, kami akan terbang disapu angin. hehe yang ini gak mungkin banget secara bobot badan diatas rata-rata orang kurus. namanya juga 3g (3 gendutz). ehem...
langsung secara naluriah kami saling mengomandoi, setengah panik, "berhenti...kita berteduh aja...". okelah dari pada basah kuyup mending berhenti. salahnya, waktu itu pilihan tempat berteduh lagi gak pas. dibawah kios kecil dengan genangan air yang semakin lama naik dan seperti gelombang pasang. sayang, kaki udah basah semua. terpaksa buka sepatu walaupun udah gak ada gunanya. kendaraan yang lewat gak mau peduli. berlari kencang dan akhirnya genangan air 'nyiprat' ke arah kita. untungnya payung bisa jadi tameng buat menghalanginya. fiuhhh...perjuangan yang melelahkan. akhirnya balik kanan maju jalan kami memutuskan pulang saja, dengan bertelanjang kaki kami menyusuri kembali jalan pergi tadi. oh malangnya..

kali ini seperti itu lagi. musim ujan menemani lagi. lagi, kami bertiga bertualang dalam derasnya ujan. maju terus... tapi yang itu gak seberapa, yang paling nyebelin itu kalo udah bertarung dengan badai, eh ternyata dosennya gak masuk atawa masuknya ketika semua anak-anak udah bubar. itu yang bikin SEBELnya selangit. kepala mendidih.. hiiyyyy...rasanya pengen menghajar seseorang. tapi tetap saja orang tua gak boleh disalahin. salahin aja diri sendiri yang gak punya kendaraan dan gak bisa memaksa diri kami bertiga harus memiliki tumpangan kendaraan teman. salahin diri sendiri kenapa harus jalan kaki ke kampus, salahin ujan yang emang kompakan ama jadwal kuliah. dasar!!!.

jadi ingat dulu, waktu kuliah di kampus kecil tak bernama dan tak berkelas hanya saja para pengajar yang berhati tulus mengajarkan kami nilai kesungguhan. mereka orang hebat yang tak mau meninggikan posisi. mereka selalu masuk bahkan sebelum waktu kuliah dimulai. dan akibatnya bagi yang terlambat (kalo gak salah itu aku hehehe) akan malu sendiri. karna ditunggui bukan 'MENUNGGU'. para pengajar akan merasa bersalah setengah mati karena tidak masuk (walau kadang alasannya penting) walau mereka hanya dibayar 10 ribu /jam untuk ijazah S1 dan kadang s2 luar negeri mereka. bahkan dengan tunggakan beberapa bulan. itu artinya kami semua yang dididik harus lebih apresiasi pada mereka. lebih semangat lagi. tapi 'disini' beda.... kau hanya bayar...lantas belajarlah dari buku dan lingkunganmu, kerjakan tugas dengan 'copy-paste' (kebanyakan begitu), lalu menconteklah saat ujian tiba (kejahatan yang melebihi anak SMU dulu yang kusaksikan dengan mata kepala sendiri) maka nilaimu akan melesat tinggi walau kau gak punya catatan (eits yang ini bisa fotocopy catatan temen yang diperkecil), gak pernah masuk kuliah, dan sebagainya.

SAYANGnya aku dan beberapa temen yang lain tak ambil bagian. makanya nilai nya biasa-biasa saja. dapet nilai C bahkan ada yang gak lulus. lalu kenapa para pengajar 'disini' memandang sebelah mata terhadap lulusan diploma khususnya diluar kampus ini? yang maaf, dikampus yang tak bernama itu dulu tak pernah sedikit pun diajarkan kejahatan-kejahatan yang diatas.

kami diajarkan berapresiasi pada ilmu apapun dan berarapun yang kami punya. mereka mengajarkan penghargaan terhadap PROSES dan perjuangan. fiuhh tapi itu kan dulu...'waktu kakak masih ketombean'..????? sekarang...ditempat yang lebih besar ini, aku tak menemukan apa-apa hanya kekecewaan. orang-orang didalamnya tak jauh mengecewakan.

coba kalau lowongan kerja di seluruh Indonesia ini, tidak meng'anaktirikan' lulusan diploma.aku dan yang lainnya gak akan terdampar pada lautan kekecewaan ini. aku gak perlu susah2 buang duit orang tua dan menghabiskan usia yang makin lama makin tua ini dengan tempat yang tak pernah memberi hikmah apa-apa setiap harinya. gak perlu mengumpat para pengelola kalau segala ketidakberesan ini dirasakan. ya...alasannya karena 'jenjang', hanya karena 'gelar' maka harus dijalani, tidak lebih.

bersemangatlah !!! walau kebohongan ini harus ditelan dengan pedih. semoga besok akan kau temukan hikmah dari babak ini. semoga tak jadi orang yang mengeluh selalu. semoga tidak hanya menggerutu. semoga hari-hari kosong ini aka segera berakhir. Tuhan...umpatan ini bukan tertuju padaMU hanya kualamatkan pada diri yang tak bisa berbuat banyak. hanya gerutuan orang yang tak sabar melewati bagian terkecil dalam hidup ini. sujud ampun hamba ya Allah.

buat 3G :
CAIYOO..hujan itu akan jadi saksi kita nanti pada Tuhan yang telah 'sedikit' berjuang mendapat sesuatu yang semoga berharga dan berguna kelak... keep fight gals...
ehemm yang ini pesennya rada norak..siap ya...tutup telinga,,, hehe .... 'kegagalan cinta itu bukanlah akhir segalanya' .... wakakakakaka (yang ini cuma iklan)..hehehehehe


feeling so BLUE

fiuhhh....hati ini tersayat lagi....gimana nggak... seorang sahabat memberi kabar beberapa hari yang lalu. cintanya kandas setelah beberapa tahun dibina. aku gak bisa memberi respon yang lebih hanya ikut sedih dan menyayangkan. tapi apa mau dikata, semuanya sudah tuhan gariskan pada tangan2 kita. kemudian hari ini aku baru tau semuanya. wah sedih!!! ikut terluka apalagi suasana mendukung. apalah yang bisa kulakukan bagi sahabatku itu. aku tak bisa jadi tempat 'pembuangan' segala bebannya. tak bisa menjadi tempat ia menangisi segala sesuatunya. entahlah.... walau jauh di dalam hati ini terus dan terus medoakannya menadapatkan yang terbaik. aku juga baru tau... lukanya sangat dalam, pedih.... bagaimana nggak? udah berharap banyak, udah bertahun-tahun (walaupun ini bukan ukuran untuk menentukan bertahan atau tidaknya hubugan) dan tinggal selangkah lagi menuju ikatan yang suci lantas harus mengakhiri segalanya. dalam...pasti lukanya dalam.. maafkan aku ya, jarak dan waktu ini tak bisa kutentang. semoga Tuhan memberimu kekuatan lebih agar bisa menjalani semuanya walau harus berjalan diatas perih.

pikiran ini pun ikut latah. kembali mengingat pada januari 2006 silam. ketika cinta itu juga kandas. ceritaku berakhir di januari. karena kami melanggar ketentuan, semuanya harus berakhir. saat semuanya sudah menguat dan membaik. ya...hanya bisa mengurut dada. padahal diri sudah berharap banyak. sudah yakin bahwa inilah pelabuhan terakhirku. ternyata Tuhan punya rencana lain. petualangan ini belum berakhir, perjalanan masih jauh. walau petunjuk dan arahnya masih kabur betul. Tuhan khawatir ini kadang sering menggodaku. padahal Engkau sudah berjanji jutaan tahun lalu.. "sesungguhnya akhir itu lebih baik dari pada permulaan"...Tuhan....berilah kekuatan karena kami makhluk yang takut, kami makhluk yang buta lagi bodoh. ah sudahlah......semuanya sudah berlalu. tak mau lagi membuat luka itu menganga dan berdarah lagi.

sedang sahabat yang lain baru berkirim kabar juga. berkali-kali!!! betapa ia bahagia telah menemukan tambatan hati. jatuh cinta lagi. kali ini sahabat itu benar-benar bahagia setelah sekian lama membeku bahkan membatu. aku turut bahagia.... kabarnya tak cukup satu, berkali-kali ia kirimkan. mencoba mentransfer bahagainya. aku hanya bisa kasih selamat..tak bisa berbuat banyak hanya bisa mendengarnya. aku senang dia sudah mulai dapat cahaya baru. SELAMAT YA mbah....kubilang padanya...kalo yang ini jangan di sia-siakan. harus amanah menjaganya. hehehe

Duhh gusti, sedang dihati ini masih tersisa cinta tapi entah untuk siapa...

nah baru siang ini sahabat yang lain berkirim kabar juga, ia akan menuju gerbang karirnya di Riau sana. semoga dapat pencerahan Uda...mungkin disanalah jalan rezekimu..ahhh lagi lagi aku hanya bisa turut bahagia. tak bisa lebih... ckckckckck... perasaan ini campur aduk. hatiku hancur2an dengan segenap 'rasa' yang ditransfer para sahabat.. dengan kabar yang seperti mata uang datang bersamaan. Tuhan .. semoga bahagia senantiasa menaungi para sahabat dan diri ini. aaaminnn ah... atau aku saja yang terlalu sentimentil memaknainya... YA aku terlanjur biru kali ini. hati ini gerimis... luka-luka siap mengintai kembali... selamat datang kehidupan baru semoga kali ini aku tak terkalahkan !!! SEMOGA

--Aku Mau--by once

Kau boleh acuhkan diriku
dan anggap ku tak ada
tapi takkan merubah perasaanku … kepadamu …

Kuyakin pasti suatu saat
semua kan terjadi
kau kan mencintaiku dan tak akan pernah … melepasku …

Aku mau mendampingi dirimu
aku mau cintai kekuranganmu
selalu bersedia bahagiakanmu apapun terjadi kujanji kan aku ada

Kau boleh jauhi diriku
namun ku percaya
kau kan mencintaiku dan tak akan pernah melepasku …

Aku mau mendampingi dirimu
aku mau cintai kekuranganmu
slalu bersedia bahagikan mu apapun terjadi
ku janjikan aku ada … aku ada …

Aku mau mendampingi dirimu
aku mau cintai kekuranganmu
aku yang rela terluka untukmu selalu …

Aku mau mendampingi dirimu
aku mau cintai kekuranganmu
slalu bersedia bahagianmu apapun terjadi … kujanji kan aku ada

(sumber :http://hatta.wordpress.com)

lagu diatas...liriknya romantis. pertama denger lagu ini di radio. ehem..macam-macam liriknya mewakili diri. cie...cie...
hehehe pengalaman pribadi.. ah balada teman kerja.... DULU!!!!
tapi...ada bebarapa baitnya yang kalau menilik pada pengalaman sendiri, agak berlebihan. lho kok? ya iya... sebagaimana pun hebatnya keinginan saya pada the "cool guy" itu tapi kalo dipikir dengan akal sehat, emang sehat ya? hehehe belum tentu apa yang bagiku udah cocok atawa istilahnya udah 'pas banget' alias orangnya udah 'gue banget' tapi kan belum tentu setelah dijalani orangnya emang yang tepat atau lebih tinggi lagi yang 'terbaik'.
Tuhan pasti lebih tau tentang dia atau tentang diri ini. terkadang sempat ngerasa wah...sayang banget gak dapet mas itu....sialnya dulu pernah deket eh ternyata dia udah pergi jauh. tapi belum tentu juga dia itu jodohnya, belum tentu juga dia orang yang tepat menjadi pendamping. hehehe

liriknya tipe lirik berdarah-darah. hehehe ya satu dari sekian ribu kriteria untuk golongan lagu romantis. padahal lagunya michael buble yang save the last dance 4 me itu jauh lebih dalem en romantis walaupun secara tersirat. tapi apalah itu..lagunya memang nendang banget, lukanya kerasa banget, syairnya empuk (wah ini kebanyakan nonton pak bondan nih..)
ya selalu bersedia membahagiakan, rela mati, mau mencintai kekurangan dan rela terluka untukmu selamanya ckckckcck... dan seterusnya..... heheh..
ya rada gombal tapi cukup lirih mendengarnya... ehem...

tapi oke deh..!!!

semoga ini bukan menjadi jalan buat kembali ke masa itu beberapa tahun lalu. saat semuanya berubah menjadi hal yang sampai sekarang tak dimengerti..

maju terusss!!!!!!

Saturday, October 27, 2007


..hiksss.... coba jakarta itu deket dari solo ya.... pasti takkan kulewatkan. gimana nggak, bentar lagi akan diadakan acara yang pastinya keren bangettt. kali ini lebih mantab dari SIEM. acara ART SUMMIT INDONESIA V 2007 mulai tanggal 1-30 November. huaaa sebulan!!! akan ada penampilan dance-teater-musik yang kontemporer dan pastinya seru!!!
dari daftar acaranya, ada pameran makanan juga dari seluruh dunia. hikss trus ada juga wayang listrik dari dalang made sidia, wayang ini dibuat dinamis dan katanya menggunakan skateboard segala. hiksss pasti kereennn.. masih banyak lagi...malah ada juga penampilan dari butet kertaredjasa..

oh..cuma bisa ngobrak-abrik websitenya.

klik aja www.artsummitindonesia.com
sebenarnya sebuah kesalahan besar dalam hidupku ketika harus kenal kau. kau cuma debu kecil yang mampir di kulit ini. cuma buang-buang waktu dan energi aja membiarkan kau larut dalam pikiran dan hati ini. kau itu bukan pria sejati yang banyak diidamkan para perempuan di luar sana. gak ada istimewanya. cuma khilaf yang sentimentil kalo ternyata aku pernah suka atau apalah namanya.. semuanya cuma sebuah kesalahan yang aku harap takkan terulang.
betapa bahagianya, ketika Tuhan membuka mata hati ini dan menunjukkan bahwa hanya keledai yang mau membiarkan sosok seperti kau itu masuk kedalam ruang hati. bukan berniat melupakan sesuatu yang pernah singgah di hati ini. tapi sekali lagi...ini hanya kesalahan yang muncul dari kebodohan rasa. ya sok 'dalam', sok sentimentil, sok sweet...
kau itu hanya lelaki yang tidak punya kedewasaan berapresiasi terhadap perempuan. kau terlalu pongah sobat.... kau terlalu berlebihan mengartikan situasi dan keadaan.
tapi gak masalah.. walau dalam kurun waktu tertentu sempat bermain-main dengan rasa itu. mudah-mudahan Tuhan yang Maha Penyayang mau memerdekakan hatiku ini dari rasa apalagi orang seperti mu.. semoga!!!!

Saturday, September 29, 2007

udah 17 hari bulan Ramadhan. benar2 gak kerasa. waktu melesat cepat tanpa mau peduli apakah ada yang tertinggal. udah puasa taun ke 2 aku berada di kota kecil dengan musim kemarau panjang ini.kering tapi semoga hati ini gak ikut-ikutan kering kerontang.
malam tadi hati ini cukup basah dengan purnama yang begitu molek. langit pun kedatangan banyak bintang sehingga gelap menjadi terang. bulan Ramadhan benar2 dihujani berkah yang luar biasa. benar kata salah seorang 'alim beberapa waktu lalu. karena berkah Ramadhanlah kenapa ribuan orang sanggup mengunjungi mesjid setiap malamnya. bertualang dalam ibadah yang semua dilipatgandakan balasannya. bangun sepaginya untuk bersahur dan berkumpul saat berbuka puasa. coba diluar bulan ramadhan mungkin agak susah. benar2 di mudahkan untuk beribadah. terasa nyaman dan syahdu. serasa berada di tempat yang tertinggi. sangat istimewa. tapi bisa gak ya...selepas Ramadhan berlalu akan tetap seperti ini. jiwa dan semangat ramadahan tetap membara. seorang 'alim juga pernah menyampaikan katanya mau lihat ibadah seseorang itu diterima ato gak ketika ibadahnya kontinu alias istiqomah dalam menjalankannya berarti kemungkinan besar ibadahnya diterima oleh Tuhan. terbit gundah dihati ini.... udah berapa kali jatuh bangun menuju perbaikan tapi gak ada progress. terasa maju mundur.. hmm apa yang salah ya??

Thursday, May 24, 2007



27 MEI 2006 (setahun gempa yogyakarta 5,9 SR)


S
ubuhku telat. sudah pukul 05.30 WIB. ya beberapa hari ini yang namanya solat subuh selalu diujung waktu. entahlah....akhir-akhir ini aku sulit mengalahkan kantuk, hawa kasur dan hangat selimut untuk bersegera solat subuh. mungkin dinding masjid sedikit mengolok-olokku karena beberapa subuh telah tertinggal untuk dihabiskan disana. aku keluar kamar dengan terkantuk-kantuk, apa harus maklum ya gara-gara tadi malam tidur pukul 00.00 padahal biasanya kalo memang bisa bangun pagi, tidur jam berapapun bisa bangun tersentak. Setelah ambil wudhu, aku bukannya bergegas malah berlagak kayak sudah solat saja. seorang temen kos dengan ramah menyapa “selamat Pagi!!!” agar tak kecewa ku balas saja masih dengan terkantuk-kantuk, “pagiiii...!!!” ehem..agak serakk.

Ah, kuputuskan untuk mendengkur kembali setelah dengan singkat kuakhiri solat pagi ini. namun sebelumnya aku mengintip ke jendela. wah fajar sudah mulai merah merekah menghiasi langit pagi sejuk ini. nyam..nyam acara molor kulanjutkan, padahal kalo ayahku tau pasti beliau marah besar dan pecahlah perang dunia ke3. ah...tinggal di kos ini..mumpung gak ada patroli dari rumah. miring kekanan mepet ke tembok kamar, sambil mengapit tangan di sela kakiku, posisi favorit kalo kedinginan. Badan gendut ini dengan bebas mendarat diatas kasur. hmm nyaman..

........

deg.....deg....deg....deg......deg deg deg deg deg

......

Aku sontak kaget....terkejut, balik badan dan berdiri. Goncangan hebat di kamar ku begitu luar biasa....aku berfikir ada kegiatan yang mengakibatkan tanah ini berguncang. Suaranya kencang, seluruh isi kamar berguncang hebat....aku merasa seperti dalam gerbong kereta api yang sedang melaju kencang dengan goyangan yang hebat. Kontan saja aku keluar kamar tapi tak lupa aku mengenakan jilbab, walau tak yakin ini goncangan hebat akibat peristiwa alam, aku berlari keluar. Ternyata teman-teman satu kos sudah lebih dulu lari menuruni tangga. Aku menyambar jaket digantungan balik pintu, malah aku masih sempat berteriak mengingatkan teman-teman untuk mengenakan jilbab, pikirku agar kalo kami keluar rumah tetap mengenakan jilbab walau dalam keadaan kacau sekali pun. Sampai di lantai bawah dan di teras... ternyata teman-teman sudah berada dibawah dengan muka pucat pasi.

Ya..ini namanya GEMPA, dan seumur hidupku baru saat ini dengan hebat aku merasakan gempa, malah dulu walau gempa kecil pun tak pernah kurasakan, ternyata keinginan bisa merasakan gempa kualami juga. Tapi terang saja aku pucat dan jantung berdebar kencang. Kami semua terdiam...untung semua penghuni kos sudah sadar dari tidur pagi itu. Kulihat jam dinding di teras pukul 06.05 (lebih cepat 10 menit-pen). Kepalaku pun melongok keluar di sela-sela pagar yang masih tertutup rapat. wah sudah banyak orang keluar rumah dan semuanya tersentak kaget, sama seperti yang kami alami. Masing-masing menenangkan diri. Malah ketika sebentar dibawah.. sempat goncangan kecil terasa. kami panik lagi. akibatnya seorang teman jadi jatuh karena shock...semua bergerak spontan menolong. ada yang menangkap badannya, sebagian mengambil kursi bambu untuk merebahkan tubuhnya yang sudah dingin dan pucat. tentu saja bantuan bantal kepala dan segelas air minum diminta pada penghuni kamar yang terdekat dengan pintu.

Sementara yang lain termasuk aku buru-buru mengambil handphone dan dompet yang sejauh ini dinilai lebih penting dibanding yang lain. mulutku yang dingin tak berhenti mengucapkan ALLAH. aku takut dan masih tersisa rasa kaget saat bangun tadi. kulirik tiang listrik yang kabelnya sudah bergoyang2 seperti permainan lompat tali. kujelajahi wajah teman-teman satu persatu, hanya satu yang kutangkap dari airmuka mereka yang pucat dan dingin, sebuah keterkejutan atau bahkan ketakutan dan kekhawatiran. tak jarang juga bibir mereka berkomat-kamit berzikir atau sekedar mengucapkan asma ALLAH.

Subhanallah..darahku berdesir....detak jantungku memacu hebat. seorang teman menuntun tanganku kearah jantungnya yang juga sudah berdegup kencang. tak kuasa ia pun terduduk di lantai teras... seorang mengarahkan jangan duduk di bawah beton takutnya kalau roboh akan menimpa. semua bergeser dan untungnya di depan teras ada ruang kosong yang beratapkan langit. semua berhamburan. aku sibuk memencet nomer handphone keluarga di Pematang Siantar dan kakak di Jambi. tak satu pun tersambung. sementara seorang teman yang menyapaku tadi pagi terduduk tak kuasa karena kakinya keseleo saat lari tadi. yang lain juga sibuk menghubungi keluarganya dan lainnya membantu temen yang berbaring dikursi tadi. aku terdiam tak bisa berbuat apa-apa. hanya memandangi sekitar.

Lama berdiri dan mondar mandir, aku terpikir warnet tempat aku bekerja. bagaimana keadaan disana. aku membuka pagar dan terlihat pemandangan orang-orang yang berkumpul didepan rumahnya masing-masing. aku berjalan menuju warnet. seorang teman mengejar “ mau kemana, Dang?” aku yang bergegas segera menghentikan langkah, “mau ke Shikyu, Mbak”.

“aku ikut..” kami pun bergegas kewarnet.

Di warnet ada teman operator.. ia pun menyambut kami dengan cerita kagetnya tentang gempa. ia juga menunjukkan garis-garis retak didinding yang banyak mengukir di seluruh ruang warnet itu. aku tak berselera masuk kedalam. setelah kuamati sesaat aku pun memilih duduk diluar. seorang teman yang lain datang bersama adiknya. mereka mencoba mencari informasi tentang gempa, setelah itu kami pun bercakap2 sebentar. saling bertukar pengalaman yang sebentar tadi dengan gegap gempita. perut ku tak enak...sepertinya efek dari cemas atau memang mau kebelakang. kuputuskan sebelum menyesal aku langsung lari ke kamar mandi. walau cemas, akan ada gempa lagi.. aku pasrah dari pada kutahan atau malah keluar diluar. aku pun berniat sekalian berwudhu. bisa saja ini jadi solat Dhuhaku yang terakhir..entahlah...dengan seadanya dan air yang sedikit aku solat di belakang warnet.

Teman ngobrol tadi pun bubar, yang satu mau memeriksa kosnya, temen satu kosku yang satu mau mandi sebelum dia bertugas jaga warnet, yang satunya lagi bersama adiknya juga bubar jalan. aku sendirian di warnet daripada bengong dalam sepinya ruangan ini lebih baik kubuka web browser, kucari sedikit informasi, memang benar, di salah satu website menuliskan, tadi pagi sekitar pukul 05.57 WIB kota Yogyakarta diguncang gempa tektonik berskala 5,9 skala richter. Pusat gempa diperkirakan berada di laut selatan Yogya. wah bisa tsunami, aku membatin.

Tak lama temen kosku itu pun datang karena memang saat ini tugasnya yang berjaga. kami memang teman kos dan sesama rekan operator. kutanya padanya, “gak papa ditinggal sendirian kan?”. “ya gak papa deh,” jawabnya agak ragu. “mau mandi dulu, kalo ada apa-apa telpon aja. pulang ya..assalamualaikum”. tak sempat kudengar balasan salamku atau memang tak di balas aku berbegas pulang ke kos. sampai di kos, tampak agak sepi, sepertinya sebagian orang sudah bergegas membawa bekal dan berniat mengungsi bahkan pulang ke kampung halaman. sementara aku naik ke lantai atas dan yang lain sedang membersihkan kamarnya. aku pun masuk ke kamar, kuperhatikan ruang 3x2,5 itu baik-baik. barang-barang kecil sudah terjatuh ke lantai dan berserakan. begitupun kain sarung dan bantal yang kutinggal lari tadi. Untungnya TV dan barang-barang yang di dinding tak turut mendarat ke lantai. Tapi ...sedikit berlubang plafon kamarku tepat diatas lemari pakaian. lobangnya hanya secuil, membentuk segitiga sama sisi. heran..dari semua kamar yang ada hanya plafonku yang berlubang. padahal plafon yang lapuk karena air bukan di sana. entahlah.. aku ikut membereskan kamar seperti yang lain. aku berniat mandi, kuambil handuk yang sudah kena lumpur dari genteng. sebelum masuk kamar mandi aku sempatkan menyalakan TV lagipula masih ada orang di kamar mandi. Sempat kami dengarkan sekilas berita tentang gempa. Kami konsentrasi mendengar berita. tiba-tiba.....

goncangan terasa kembali, masih sedikit kuat walau tak sehebat tadi...

Kami semua berteriak gempa....teman yang dikamar mandi tak sempat mau sikat gigi berlari keluar kamar mandi. TV kumatikan, handuk langsung ku lempar ke kursi dan jilbab serta jaket kuraih langsung berlari menuruni tangga disusul teman ku yang lain. sampai di bawah langsung kubuka gerbang sekuat tenaga agar terbuka lebar. Begitu pagar dibuka, langsung disambut dengan teriakan “air...air...laut naik...cepat lari kak...!!!” aku dan temen-temen yang dibelakang langsung kaget. tapi aku masih sempat diam sebentar. aku berfikir..kalau tadi temen yang membawa kabar air naik tadi dari Bank di daerah UGM. berarti airnya sudah sampai UGM dan aku pun melihat ke arah jalan raya, banyak motor berbondong-bondong menyelamatkan diri. Kami pun lantas berlari tak tentu arah, aku yang berada paling depan diteriaki teman yang dibelakang, “mau lari kemana?” aku tak hanya panik malah juga bingung. Sekenanya aku menjawab “..ng....ng lari ke utara” teriakku sambil berlari seperti memimpin pasukan perang yang tak tentu arah. Aku teringat pula pada teman yang diwarnet, langsung aku berlari ke belakang warnet berniat menghampiri teman tadi. Aku pun belok kanan, sontak pasukan kecil tadi rem mendadak dan bertanya “lho mau kemana?”. “udah lanjut aja...lari.!!!!!” teriakku sedikit gemetar. Segera saja aku memaksa teman keluar dari warnet dan ikut lari menyelamatkan diri bersama kami. Si teman pun tanpa befikir panjang mengamini perkataanku. Di tengah jalan, seorang warga menanyaku “ada apa mbak?”. Dengan percaya diri dan tanpa kejelasan informasi aku menjawab dengan sekuat tenaga, “ada air laut naik” ah entahlah pikiranku kacau.

Aku melanjutkan lariku bersama teman-teman. Ternyata diujung jalan sudah banyak orang-orang yang berlari panik menyelamatkan diri tak tentu arah. Yang dari selatan (arah laut) berusaha ke utara (arah ke gunung Merapi) dan berfikir akan selamat disana. Ternyata orang-orang yang dari utara malah berlari ke arah selatan karna pada saat gempa, Merapi sempat menyembulkan laharnya. Kebetulan kos tempat aku bernaung berada di utara dan dekat dengan Merapi. Aku dan teman sempat berhenti. Dalam bayanganku kalau air sudah sampai disini (jalan Kaliurang-pen) pasti minimal semata kaki sudah terlihat. Tapi ini tidak, bukan berharap seperti itu tapi aku teringat pada tayangan peristiwa tsunami yang diambil gambar amatirnya tampak air perlahan tapi pasti menyeret seluruh benda-benda yang entah dari mana datangnya.

Kami berhenti dipinggir jalan berdiskusi diantara orang-orang yang panik tadi. Semua jadi kacau persis seperti peristiwa Desember lalu di bumi Aceh. Sebagian teman terpisah dari rombongan, kami berusaha menghubungi tapi sia-sia karena akibat gempa jaringan telepon terputus. “kita harus tau dulu bener gak di selatan air sudah naik.” Seorang temen berargumen memecahkan lamunan masing-masing. “iya tapi gimana?” kami sudah cukup bingung dengan peristiwa ini. “ya kita tanya atau telpon pihak yang tau persis informasi ini”. Aku malas berfikir tapi aku setuju kalau kami mengakhiri lari kami diantara orang-orang tadi. Lama kami berdiri, masih terasa pusing karena bumi ini masih terasa bergoyang. Tiba-tiba aku teringat ke warnet, kami tak sempat mneguncinya tadi. Aku khawatir akan ada pihak yang mengambil kesempatan ditengah-tengah kepanikan ini. Hasrat hati ini ingin kembali kesana, tapi aku juga berfikir kalau memang tsunami datang, aku sibuk menyelamatkan harta benda aku akan mati bersama harta. Namun ini juga soal amanah menjaga harta orang lain yang dititipkan bila semuanya hanya kepanikan belaka. Ah..aku benar-benar dilema.

Akhirnya kami memutuskan untuk kembali kekos, sampai disana ternyata kulihat warnet sudah terkunci rapat dan digembok. Sementara di kos, gerbang terbuka lebar. Dasar orang panik!! kos kami bisa saja kemalingan.

Tiba-tiba...deg...hatiku kembali berdegup tapi bukan karena goncangan hebat lagi tapi karena kulihat masjid yang tak jauh dari kos. Batinku lirih berbisik, “kenapa aku tak menyelamatkan diri dari ketakutan kepada yang Maha Menyelamatkan. Tempat dimana rumahNya benar-benar aman” masih terngiang diingatanku betapa porak-poranda Aceh dihantam tsunami tapi yang namanya masjid sesederhana apapun bangunannya tetap berdiri kokoh. Aku merinding. Dengan langkah gontai aku masuk kedalam kos. Persendianku benar-benar lemas. Aku naik menyusuri tangga yang melalui kamar-kamar yang sudah ditinggal lari penghuninya. Aku lari kemana?

Aku disambut teman dengan ceritanya. Aku agak malas berbicara. Aku segera menuju kamar mandi, masih tersisa peralatan mandi dan handuk temanku sebelum lari tadi. Agak seram hati ini mengingat kalau sedang dikamar mandi tiba-tiba gempa terjadi lagi..ahh aku pasrah saja. Sekarang menjadi kesepakatan kami bila ke kamar mandi harus saling berjaga-jaga. Aktivitas seperti sikat gigi atau selain mandi maka pintu kamar mandi tak usah ditutup. Aku pun mempercepat mandiku, biar langsung bersiap-siap keluar lagi. Selesai mandi hati ini agak sedikit lega. Seorang teman menyambut dengan ajakan untuk menunaikan solat sunnah Dhuha berjama’ah dan aku diminta untuk memimpinnya. Sekalian saja solat Taubat pikirku ya setidaknya sekali ini agak serius. Walaupun Tuhan jauh lebih tahu kalau aku dan mungkin kami bisa saja lalai lagi sehabis ini. Tapi solat kali ini kami tunaikan dengan khidmat, airmata pun tak pelak membasahi hati ini. Doa kami panjatkan dengan sepenuh hati. Entah karena takut yang begitu hebat atau benar-benar merasa dekat denganNya.

Seusai solat kami semua saling bermaafan lebih khidmat dibanding suasana Idul fitri. Tentu saja karena kami semua berfikir mungkin bisa jadi ini pertemuan terakhir kami setelah itu siapa tahu salah satu dari kami dipanggilNya. Kemudian masing-masing kami pun berkemas, menyiapkan ransel untuk membawa bekal pakaian bahkan surat-surat berharga dan entah untuk sampai kapan. Semua masih serba menduga-duga. Lantas semua kamar dikunci, kami yang sudah tinggal beberapa orang keluar dari kos. Tak tahu tujuan. Bagiku tidak mungkin kembali ke kampung halaman di utara sumatera. Selain jauh, kondisi belum kondusif. Namun bagi teman-teman yang dekat rumahnya dari Jogja lebih memilih pulang saja. Kami yang tertinggal hanya bisa menunggu diluar kos dengan pakaian rapi dan lengkap dengan ransel layaknya pasukan yang sudah siap siaga berangkat. Lagi lagi tak tentu arah. Tak ada yang berani masuk ke dalam. Takut bila gempa susulan datang lagi.

Kami tak bisa mencari informasi yang lebih tentang gempa ini. Hanya samar-samar terdengar dari radio handphone yang memberi informasi itupun tak begitu lengkap. Aku mencoba menghubungi ke rumah. Akirnya bisa juga berbicara dengan ibu. Dari seberang kutangkap ada nada khawatir dari suara beliau. Menanyakan keadaanku dan memaksa untuk pulang saja ke rumah. Ya...aku sedikit terharu. Bagaimana tidak, selama 3 tahun merantau di Jogja baru kali ini aku disuruh pulang. Bahkan lebaran saja tak pernah ada tawaran menggiurkan seperti ini. Dasar! Masih sempat-sempatnya aku berfikir seperti ini. “belum bisa kemana-mana mak...jalur udara dan darat terputus dan kondisi belum meyakinkan” itulah alasanku untuk meredakan kekhawatiran si emak. Tapi beliau tak mau peduli, pokoknya aku harus pulang segera dengan cara apapun. Wah kalau begini repot jadinya. Setelah mengakhiri pembicaraan, aku jadi pusing, selain memang keadaan bumi belum stabil, perintah untuk pulang segera tak boleh ditentang.

Kami semua hanya bisa duduk menunggu di depan kos, kebetulan depan kos menghadap selokan Mataram sehingga ruang pandangnya cukup luas. Kupandangi sekitar, tampaknya orang-orang yang tadi pagi panik sekarang terlihat biasa-biasa saja. Apa memang hanya kami yang siap-siap hendak berlari. Masing-masing kami terbawa lamunan. Aku sendiri merenungi kejadian yang bagai mimpi itu. Keadaan orang-orang tadi begitu persis gambaran tentang kiamat. Aku tersadar bahwa begitu kecilnya manusia dihadapan Tuhan. Ini baru goncangan yang kecil. Bagaimana bila nanti terjadi kiamat yang sesungguhnya. Ah entahlah...mungkin akan lebih parah dari ini. Aku sampai bergidik memikirkannya.

Seorang teman mulai bercerita, mengulang rentetan kejadian tadi pagi, mulai ketika kami berhamburan keluar kamar sampai saat kami berlari bermaksud menyelamatkan diri. Ada terselip kegelian di dalam hati tapi juga malu pada diri sendiri pun turut menyeruak. Malu karena beginilah manusia bila ketakutan. Padahal saat ini aku dan mngkin yang lainnya belum menjadi manusia seutuhnya. Tertawa kami getir. Hanya berusaha saling menghibur agar tidak terlalu stres menghadapi semuanya.

Obrolan kami terhenti ketika azan Zuhur berkumandang. Kami langsung menuju mesjid, ya selain masih takut masuk kedalam kos, mungkin lebih aman di masjid pikir kami. Sejenak aku membatin, coba kalau tiap hari begini tanpa perlu ada gempa dulu baru kami ramai-ramai ke mesjid. Ya mungkin Tuhan pun berkata demikian,manusia baru sadar bila dijewer dulu. Itupun kalau sehabis dijewer sadarnya akan tahan lama. Biasanya berdasarkan pengalamanku, sering sekali kesadaran itu bagai musim yang selalu silih berganti. Entahlah aku sendiri lelah menjadi pendosa, kembali lalu tersesat lagi, sehabisnya kembali lagi dan seterusnya. Mudah-mudahan akan berakhir dengan baik. Sehabis solat berjamaah, kami berniat beli makanan. Padahal perut tak terasa lapar apalagi berselera tapi kami harus makan karena butuh tenaga. Untungnya warung seberang kos langganan kami tetap buka. Kami berbondong-bondong kesana, membeli makanan sekenanya. Tak seperti biasanya, memilih mana yang menggugah selera. Kali ini cukup membuat perut terganjal saja.

Kami kembali lagi ketempat berkumpul semula. Mungkin bila seseorang memperhatikan gerak-gerik kami pasti akan keheranan. Kami seperti musafir yang senantiasa membawa-bawa bekal perjalanan.

Siang ini kami menghabiskan waktu duduk didepan kos dengan peralatan lengkap. Sebagian teman yang tadinya ikut rombongan memutuskan untuk pergi. Ada yang pulang ke rumah dan ke tempat saudara di luar Jogja. Ya.. tingallah kami yang berasal dari Sumatera yang tak tau harus kemana. Kami tinggal bertiga dan terpaksa hanya di kos. Sebenarnya teman menawarkan untuk ikut besertanya ke tempat saudara. Tapi aku memilih untuk menemani teman yang tak bisa kemana-mana.

Hari makin sore. Kami memutuskan untuk masuk saja. Kami tak berani masuk atau berlama-lama di kamar karena takut terjebak bila nanti ada gempa susulan. Semua perlengkapan ditaruh di ruang TV. Termasuk kasur untuk kami tidur nanti malam. Semua kamar terkunci rapat, begitupun kamar kami, hanya mengambil barang seperlunya. Aku sendiri membawa ijazah D3ku, beberapa baju ganti, pakaian dalam dan peralatan mandi dan beberapa perlengkapan lain.

Diam-diam aku mengamati kamarku, sempat terbersit di batin, wah bagaimana kalau gempa keras mengguncang lagi kos ini roboh, maka barang-barangku akan hancur. Padahal didalamnya ada kado ulang tahun pemberian teman-teman yang baru kubuka dua minggu lalu. Ya sudahlah harus bagaimana, semua ini hanya titipan Tuhan. Kalau sewaktu-waktu Ia mau mengambilnya maka aku harus siap.

Malam ini terasa sepi, siaran TV tak ada. Kami hanya bertiga dan ada anak baru yang masuk kos. Lumayanlah ada teman. Anak baru itu pasti tidak menyangka kedatangannya pertama kali ke Jogja disambut gempa. Kami keluar mencari makanan menelusuri sepanjang selokan Mataram utara fakultas kehutanan UGM. Diluar begitu sepi hanya beberapa orang yang kami temui sedang berkumpul di depan rumah mereka. Warung-warung makan dan kios-kios tutup. Jogja sangat mencekam malam ini. Jogja bisa terasa sepi hanya bila hari lebaran idul fitri saja, namun kali ini benar-benar mencekam. Semua orang was-was dan membisu.

Untungnya satu warung tetap buka, kalau tidak bisa saja kami kelaparan malam ini. Semua orang sepertinya juga kewalahan mencari warung makan yang buka. Kami pun pulang membawa makanan yang hanya untuk malam ini. Kami berfikir bagaimana besok, apakah ada warung yang buka. Padahal kami satupun dari kami tak ada yang menyimpan makanan di kamar. Ya lalui saja malam ini. Besok akan difikirkan bersama-sama lagi.

Sampai di kos kami menyantap makanan dengan waspada. Ada tertinggal sedikit trauma. Walau sedikit tetap membuat kami selalu was-was. Kami mencoba melihat TV mungkin kali ini siarannya bisa seperti sedia kala. Siarannnya biasa saja tak ada tayangan yang membuat kami mendapat informasi tentang gempa. Separah apakah gempa tadi pagi, dimana pusat gempa yang sebenarnya, apakah ada korban jiwa. Kami benar-benar buta informasi. Hanya sepi yang dirasa dan cekam yang menghantui hati kami masing-masing.

Sekitar pukul 23.00 malam kami bergotong royong membawa kasur ke teras karena malam ini kami memutuskan untuk tidur diluar saja. Takutnya bila nanti kami lelap tak terasa bila gempa datang lagi. Semua perlengkapan tidur pun dibawa. Kami berempat tak memikirkan apa-apa selain tidur dengan aman malam ini. Aku melongok keluar pagar yang sudah kami kunci dari tadi. Ternyata semua orang disekitar kos ini berjaga-jaga diluar dan bernasib sama dengan kami, tidur bersama diluar. Malah mereka tidur di kaki lima depan rumahnya.

Kasur yang dibawa hanya satu. Itupun peninggalan seorang teman yang sudah pulang kampung. Kami tak bisa membawa kasur masing-masing karena nanti akan lebih repot. Aku memilih tidur di kursi bambu di teras. Selain memang hobi tidur di kursi, biarlah ketiga temanku saja yang dikasur karena lebih nyaman di kursi ini. Lagipula salah satu teman yang keseleo tadi pagi saat lari, harus lebih nyaman tidurnya. Tapi teman itu menawarkan ide konyol, “yuk...kita foto!” kami pun menyambut tawarannya dengan tawa lepas. Ah ada-ada saja masih sempat-sempatnya kami berfoto disela-sela ketakutan ini. Tapi dokumentasi ini juga penting pikirku, ya walaupun tak detail setidaknya ada kenang-kenangan dari kejadian ini.

Setidaknya kami agak lebih rileks, karena seharian kami merasa tegang dengan situasi. Kami pun mencoba beristirahat, walaupun mungkin tak bisa lelap seperti biasanya. Berusaha pejamkan mata, walau saat ini hanya ada kecemasan dalam hati yang menemani malam sunyi ini. Mungkin karena lelah akhirnya kami tertidur namun sekitar pukul 01.00 hujan rintik turun. Seorang teman terbangun dan mengusulkan agar kami agak masuk kedalam. Tetap saja kami tak mau masuk ke dalam atau tidur di kamar masing-masing. Kami berfikir lebih baik kami diluar dan saling menjaga, daripada didalam kami terlelap dan kalau gempa lagi tak ada yang terselamatkan. Entahlah, was-was ini sangat menyeruak dalam dada.

**********************

Beberapa hari setelah gempa, kami baru mendapat informasi yang lengkap dari TV. Bahwa gempa kemarin bukan karena gunung Merapi yang sedang aktif yang kami bisa saksikan dari lantai atas kos-kosan saat subuh tapi dari kedalaman laut selatan. Yang terpenting, gempa kemarin tidak berpotensi tsunami yang diisukan sehingga membuat Jogja mengalami histeria massa.

Ternyata banyak korban di Bantul dan Klaten. Baik yang meninggal atau pun kehilangan tempat tinggal. Kehilangan anggota keluarga, kehilangan anggota tubuh dan sebagainya. Kami baru sadar bahwa gempa kemarin adalah gempa yang cukup dahsyat. Tapi terselip dalam hati sebuah pertanyaan, bagaimana nanti kalau kiamat itu datang dengan segala gambaran yang sudah dicatat dalam Al Quran. Dalam waktu 10 menit semua rata dengan tanah. Hanya sedikit lempengan bumi yang digeser, manusia sudah kalang kabut. Kali ini Jogja berduka, Indonesia kembali luka. Tuhan sudah berkali-kali mengirim sandi kepada kita baik tersirat maupun tersurat.

Sejak gempa aku dan teman-teman kos yang tersisa, lebih sering solat berjamaah 5 waktu di ruang TV. Ya mungkin hanya musiman tapi yang terpenting saat ini hati sedang tergugah dengan rasa takut yang dititipkan Tuhan. Kami pun belum kemana-mana selama seminggu gempa. Seorang teman yang ikut menjadi relawan bercerita banyak tentang korban yang belum sepenuhnya tertangani karena bantuan dan fasilitas yang seadanya. Stok sembako, pakaian dan lampu darurat serta tenda telah habis di Jogja. Sampai-sampai para relawan harus hunting ke luar kota.

Handphone pun tak berhenti oleh sms dan telpon yang masuk. Dari sanak famili bahkan kawan-kawan lama. Aku pun mencoba menghubungi teman-teman yang juga berada di jogja. Bahkan seorang teman menanyakan adik atau kakaknya yang susah dihubungi. Tapi ya..aku pun sulit menghubungi.

Ransel yang berisi pakaian seadanya selalu siap sedia. Kami masih waspada bila gempa kembali terjadi. Walau tidur tidak lagi diluar kos, namun kami tidur di ruang TV. Gempa kecil masih selalu terasa. Kami sering terkaget-kaget dan refleks berdiri atau kadang rasanya ingin berlari. Ini yang terkadang membuat kami lebih sensitif terhadap guncangan atau suara gemuruh sekecil apapun. Trauma kecil menyelinap dalam dada kami masing-masing. Terkadang agak stres memang, sampai sudah tak tahannya seorang teman tak sadar berucap,”aduh kenapa gak sekalian aja kita jadi korban biar lega kalau begini kita takut-takut terus”. Ucapannya tak bisa disalahkan, bukan karena arogan tapi karena cemas dan ketakutan yang tak tertahankan. Aku jadi berfikir lagi. Tuhan...beginilah rasanya takut dan terasa kecil dihadapanMU. Kalau sudah begini berbuat salah sekecil apapun sudah enggan rasanya. Ya mudah-mudahan akan seterusnya seperti ini.

Monday, May 07, 2007

setiap yang berlalu lalang dalam hati ini.

semua terlalu sepat berlalu!! aku hanya diberi waktu 3 tahun+1 tahun untuk menikmati kasih orang terdekat, rentetan perjalanan ruhiyah yang kali ini benar-benar membuatku merindukan semuanya. disini aku benar-benar kemarau, pasang surut yang luar biasa, menyeret lantas menghempaskan diri di kerasnya batu karang akibat tawa sumbang.

belum bisa diri menjadi teman baik sudah berlalu semuanya. kisah ini persis daun kering yang jatuh ke tanah depan rumah. lantas angin menerbangkannya bersama sedih dan perpisahan. entahlah kemana arahnya, sampai ketika ia kan remuk diinjak kaki manusia.


Sunday, January 28, 2007

kalau aku punya kuasa untuk memutar waktu
ada bagian dari hidup yang ingin benar kuhapus
bagian hitam kelam yang sampai detik ini tetap menghantui saja kurasa
ada episode yang sering terulang
disadari atau tanpa disadari
semuanya dengan judul yang sama Hina!
tapi apalah gunanya menerawang ruang waktu lalu
hanya membuat jiwa sakit dan pedih
selalu sama rasanya
tak ada yang mampu menyelamatkanku
ini menjadi sandungan kecil yang pengaruhnya luar biasa
perjalananku kadang tersendat
bahkan membuat terpental mundur kebelakang

lantas kenangan indah akan tetap kusimpan rapi dalam otak ini
saat aku baru tertatih menggapai Nya
hangatnya rumah saat kecil
teman sepermainan
hangatnya kasih ayah bunda
sejuknya doa tiap orang yang terkasih
senantiasa membasahi hati ini


........................................