Sunday, September 26, 2010


ketika duka menyapa maka tunggulah akan ada bahagia setelahnya.

"sedih dan tawa itu sudah ada bagiannya masing-masing,ketika masuk kedalamnya jalani saja dan tunggu waktu berakhirnya segera datang. ."



begitulah pesan dari kakak perempuanku disela dia bercerita banyak tentang pernikahannya saat berkumpul lebaran lalu. tak ada kesan pahit yang kulihat diwajahnya saat menceritakan pernikahannya yang penuh luka fisik dan batin.

rasanya ada kekuatan yang luar biasa yang disebutnya 'keyakinan' bahwa penderitaan yang dirasakannya akan segera berakhir dan ujung ceritanya adalah bahagia. tinggal menunggu waktu ucapnya dengan mantap. entahlah, kekuatan apa yang sebenarnya dimilikinya untuk menjalani hidup yang getir. entah karna ia seorang psikolog atau memang kontrol diri yang baik dibanding kami saudaranya. aku rasanya bercermin pada dua kakak perempuanku tentang pernikahan mereka dengan kisah yang berbeda. semacam diberi pelajaran baru dan nyata bahwa hidup ini tak selamanya baik-baik saja. tapi si kakak berpesan bahwa semua sudah digariskan dalam hidup setiap orang. tak perlu mengeluh, tak perlu gegabah mengambil keputusan walau itu di dalam pedih. karna baginya jangan sampai ketika kita lari dari satu hidup yang perih itu seperti keluar dari mulut harimau masuk ke mulut buaya.

aku pun lantas mengingat kebelakang, betapa diri ini sering dirundung malang. padahal masih ada kisah pedih lain yang maha dahsyat. aku tak tau harus berkata apa. ketika melongok keatas dan seperti Tuhan ingin menegaskan, ini lho deritamu itu tak seberapa. aku pun merasa tak perlu lagi meratapi segala yang berlalu. tapi bagaimana caranya kujalani yang ada di depanku ini.

untuk kakakku yang satunya ia pun berpesan bahwa jangan sampai kita berkumpul lagi untuk membicarakan kegagalan yang serupa karna pilihan gegabah yang diambil.memang begitulah seharusnya, ketika kita memilih untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu semuanya harus ditakar dengan baik. jangan tenggelam dalam deritanya lantas berlari tak berarah hingga ujungnya juga serupa.

setelah sekian lama kami tak duduk bersama, baru kali ini kami berbicara dari hati ke hati sebagai perempuan dewasa. menghapus jarak usia dan saling berbagi kisah yang kami alami dalam hidup berat kami masing-masing. tapi yang membuat hati ini lega adalah kami saling memaafkan atas kesalahpahaman masa kecil dulu. saling menertawakan kekonyolan saat bocah dulu. saling meluruskan kecurigaan dan luka yang menahun..

ah tuhan memang selalu punya cara untuk mengembalikan dan mengambil segala sesuatu yang bukan milik kita. tuhan selalu adil, semua dapat bagian masing-masing. semua dapat credit point atas apa yang dilakukan dan dirasakannya. sebenarnya hidup ini sederhana. sesederhana tuhan mengajarkan aturan mainnya dalam hidup ini. kita hanya butuh tekun untuk belajar dan percaya bahwa semua sudah diatur.
maka aku pun teringat seorang kawan mengirim pesan melalui telepon genggam, "buat apa kita berdoa, kalau sesuatu yang kita minta itu tidak diberi karna Tuhan tidak mengijinkan itu terjadi". aku pun lantas menjawabnya, doa itu layaknya mengajukan proposal pada TUhan, semacam negosiasi pada TUhan. ada proposal yang disetujui ada yang tidak bahkan ada yang ditunda. sesuai kehendakNya, karna Dia maha tau segalanya yang terbaik untuk kita. jadi tak ada alasan untuk berhenti berdoa, berhenti berharap bahwa kita layak bahagia.
ah..Tuhan juga selalu punya cara agar aku malu ketika selalu menggerutu. selalu berkeluh kesah tanpa berfikir jauh ke depan.

ayo kawan, mari kita jalani hidup ini dengan harapan bahwa sedih dan tawa, duka dan bahagia itu sudah ada bagiannya masing-masing. sudah tergurat dlaam garis tangan walaupun bukan berarti kita tidka berhak bernegosiasi pada Tuhan...