Thursday, June 12, 2008

Gubuk Kita, Rumah kita, Indonesia kita...

saya mengubek2 gambar gubuk untuk header Goeboeg Reyot saya ini. karna gambar yang kemarin tidak jelas dan rasanya kurang pas. pas cari-cari di google.. dari sekian gambar yang muncul, tertujulah saya pada sebuah gambar yang ternyata adalah entri dalam sebuah blog juga,(yuliaonarchitecture.wordpress.com). karna sepertinya ini foto karya yang empunya blog maka saya pun izin. bagi saya gambar ini walau sederhana tapi menarik. bagi saya gambar ini Indonesia banget! ada elemen gubuk, sawah yang hijau, pohon pisang yang bagi sebagian masyarakat masih diidentikkan dengan pohon yang menyimpan hal-hal yang gaib, nah indonesia banget kan..,
ada yang menarik, bagi sebagian masyarakat, inilah yang namanya simbol kemiskinan. apalagi bagi kaum eropa dan amerika. jadi ingat dulu, bos saya waktu di shikyu pernah bilang dalam diskusi..sebenarnya 'miskin' negara asia hanya sebuah stigma negara barat saja. karna miskin bagi mereka tidak punya mobil, rumah bagus dan segala tetek bengeknya. sedangkan bagi orang asia, terutama indonesia bahwa kaya ato sugih itu punya tanah banyak, sawah luas, dan kerbau sekian ratus ekor. namun rumahnya hanya atap rumbiah ato istilahnya rumah gedek kalo tidak salah, berlantai tanah. tapi apa salahnya? toh rumah bagus dan segala aksesorisnya tidak menjamin peradaban seseorang semakin baik.

semua kekayaan yang dikonsepsikan barat itu tidak menjamin bahagia dan kehangatan. tidak menjadi ukuran bisa tidur nyenyak dan leluasa. kita saja yang mungkin sudah malu dengan kondisi Indonesia yang sebenarnya. maka buru2 tutup muka, buru2 pakai topeng. kalo gak konsumtif bukan orang kaya namanya. hmmm.... kalo makan telo dan gedhang godhong miskin namanya. akhh..sedih..maka buru2 Indonesia melakukan perbaikan di semua aspek teknologi, buru2 buat pesawat, import pesawat buat militer dan sebagainya...padahal negeri yang punya predikat negeri agraria ini punya sawah yang tidak melulu sukses panennya, petaninya miskin, biaya tanam dan rawat mahalnya minta ampun. harga jualnya jauh dibawah harga baju dan sepatu para kaum berkantong tebal. semua diimport, beras, minyak, kedelai, hasil perkebunan, pertanian dan sebagainya.
saya juga pernah diberi tahu mas himawan kalao dalam bertanam padi bagi orang jawa punya ritual sendiri. ayah saya pun pernah bilang bahwa kalo mau menanam sesuatu kita harus berkomunikasi dengan bumi. berbicara dan menyayangi tanah agar ia mau tumbuh dan berbuah..karna bumi juga makhluk Tuhan yang diciptakan buat kebutuhan manusia. yang kadang manusia suka lupa diri bahwa nikmat ini dihabiskan lalu menghujat Tuhan. itulah namanya bijaksana. padahal Alam bisa begitu kejam.

ya karna malu miskin, maka kita lupa pada yang namanya kearifan lokal, kita lupa bahwa Tuhan yang punya Alam ini. bahwa Tuhan nan Adil menciptkan alam ini dengan seimbang. maka tugas kitamenjaga keseimbangannya. bila tidak maka Alam akan murka. bagi yang sadar maka menjagalah ia. namun bagi yang tidak merusaklah dia.
heiii..bukankah ini yang ditakutkan malaikat pada saat manusia diciptakan...
bahwa manusia memang suka kerusakan.....akh...tapi Allah lebih tau apa yang terjadi..

No comments: