Saturday, June 21, 2008

Manusiakah kita?

"konflik bisa di rencanakan atau di rekayasa untuk kepentingan politik" itulah fakta baru (atau mungkin sudah jadi rahasia umum) dari mulut beberapa oknum anggota ormas(organisasi masyarakat) yang disembunyikan dan disamarkan identitasnya. Ormas juga merupakan kendaraan politik bapak2 pejabat, itu juga dituturkan dengan gamblang di acara reportase kontroversial di trans 7 sore ini. saya yang waktu itu sedang tak enak makan sedang makan sendirian di warung padang bersama beberapa orang lain. mereka pun terkejut dengan beberapa faktayang dipaparkan. terserah apapun idealis yang dibawa oleh ormas, nasionalisme, kepemudaan atopun keagamaan. yang mengerikan bahwa konflik yang terjadi di masyarakat merupakan tumbal dari para elite yang haus akan kekuasaan. maklum menjelang pemilu. apakah kita sudah cukup sadar akan kenyaataan ini?
di reportase itu,
beberapa oknum mengakui untuk di jakarta saja di daerah thamrin beberapa ormas bisa mendapatkan penghasilan senilai milyaran rupiah...ckckckckck...
Ormas digunakan untuk membeking pejabat-pejabat, begitu diakui para oknum itu. Ormas direkrut dari mereka yang disebut preman dan dibayar mahal untuk beraksi. konflik, kekerasan, darah itu sudah halal bagi para pelaku-pelaku politik yang ada. itulah kenapa politik dikatakan kotor? hmm

sang narator mengatakan, kenapa terkesan Ormas apapun itu kebal akan hukum? langsung mendadak dalam hati saya berkata, bukannya penegak hukum juga gemar melakukan kekerasan baik secara mental atopun fisik pada masyarakat?..tidak usah dipaparkan disini karna panjang sekali nanti ceritanya. dan saya pun tidak punya kapasitas. ahhhh saya coba berpositif thinking saja.
nah bagi ormas satu yang jadi korban kekerasan, dihadiahi simpati oleh masyrakat karna eits..dizalimi, mengusung nasionalisme dan sebagainya. naiklah namanya, dapatlah suara banyak. bagi yang melakukan kekerasan dicap jelek dan sengaja digunakan untuk menyulut kemarahan. karna itu tabiat mereka..bukankah mereka juga aktor? nah...kenapa sampai begitunya pengangkapan dan pengamanan ormas. wong yang berasa diatas sebagai biang keladinya dilindungi dengan alasan..itu sah saja dalam politik. masyarakat mana ngerti....kan cuma ngurus perut, wong makan saja sukur mosok mau ngurus2 kayak gitu. dibodohikah kita? bukankah di beberapa daerah agama diangkat sebagai isu untuk mendulang sukses dalam berpolitik...ah itu sih wajar.....
di ibukota provinsi saya saja di Medan sana, ada ormas kepemudaan yang gak sedikit juga meresahkan masyarakat, menjadi barisan pengaman dalam praktek perjudian besar yang digawangi seorang preman besar di Medan yang saat ini sudah lari ke Singapura. pejabat terlibat? ah bisa saja.....polisi bagaimana? mau buat apa,kata atasan harus nurut. sudah tutup mata saja. untung saja pak sutanto bersumpah naik jadi kapolri untuk menangkap sang preman hingga harus lari terbirit2..selesaikah?? tentu jawabannya TIDAK!!!!

konflik juga kan membantu mengalihkan isu yang penting..biar kita melihat semut diseberang lebih jelas daripada gajah di depan mata. ahhh jangan su'uzon begitu. lalu harusnya media massa bijaksana menempatkan diri sebagai jembatan komunikasi politik antara infrastruktur dan suprastruktur. lho bukannya media juga punya kekuatan besar dan sangat ampuh untuk digunakan dalam mencapai kepentingan politik? media massa punya kekuatan selain massa dan juga menduduki posisi terkuat dalam struktur kekuatan kekuasaan selain 3 lembaga eksekutif,yudikatif, dan legislatif. maka opini publik ampuhh dan media salah satu punya peranan penting.

media sudah terlanjur terjebak dalam agenda politik yang direncanakan elite2 nakal yang melek media. ahh media butuh berita,media butuh keamanan dalam menjalankan aktivitas karna banyak orang yang perlu dijamin keselamatan dan kesejahteraannya. belum bisa jadi watch dog sepenuhnya. mending cari aman. kalo kata bu Susi dulu, media terpaksa terjebak dalam narasumber rutin setiap kali ada fakta baru dalam sebuah peristiwa. karna bila berani memaparkan fakta maka terancam punahlah. hmmm mengerikan... satu hal penderitaan media massa (yang diakui para jurnalis muda di bandung) adalah mengetahui sebuah fakta tapi tidak bisa memaparkannya. ironis!!!!

saya jadi terkenang, bahwa memang kerusakan adalah manusia, baik merusak diri sendiri, merusak orang lain, merusak alam, merusak hewan dan tanaman, merusak langit dan bumi. saya jadi sadar....ternyata kekhawatiran malaikat tentang manusia pada ribuan tahun lalu saat munculnya manusi pertama, menjadi alasan yang wajar. ternyata tidak ada salahnya juga. tapi...Tuhan yang Maha Tahu lebih tau apapun yang akan terjadi nanti.

sudahkah kita menjalankan fungsi ke-Adam-an kita sebagai khalifah dimuka bumi ini? yang kata Quraish shihab, bahwa khalifah (pemimpin) itu tugas utamanya adalah menjaga keseimbangan dan keharmonisan Alam. sudah adilkah kita pada alam semesta? akh....mari kita berkaca bersama-sama....

No comments: