memoar 10-07-05
Entah kenapa saat ini ketika aku melihat wajahku di cermin, aku merasa jijik. Tiba-tiba aku ingin marah. Wajah ini jelek sekali rupanya. Aku muak. Apa aku sedang memaki Tuhan? Tidak......aku cuma luka melihat wajah ini. Ada semburat bau busuk dari sana yang selama ini selalu kusimpan rapat-rapat. Apa aku tidak bersyukur? Tidak... justru aku bersyukur wajah jelek ini masih Tuhan selamatkan dalam bentuk lain. Pantang menyesal...karena hanya menambah luka dihati. Wajah ini tidak jujur. Wajah ini banyak kebohongan. Kotor sarat dosa dan nista. Andai bisa wajah ini kukuliti. Maka detik ini hanya tinggal kepala tanpa wajah.
Wajah ini penuh luka bertahun.....berkudis dan borok penuh nanah yang tak kunjung sembuh.
Wajah ini munafik.....wajah ini mengecewakan. Benar-benar aku jijik dibuatnya. Tapi haruskah anggota tubuh lain menolak keberadaannya? Padahal wajah ini perwakilan dari anggota tubuh lainnya. Berarti sama hinanya??? apa yang hrus kubuat Tuhan. Rasanya aku sendiri ingin meludahinya. Apa jangan-jangan Engkau juga??? Bukan..bukan aku memaki mahakaryaMu. Tapi justru aku telah mencacatkannya dengan kedua tanganku ini. Bagaimana aku nanti mengembalikanNya??? ketika Kau memeriksa kelengkapan dan keindahannya. Karena yang tertinggal cuma noda-noda hitam di wajah yang hampir menutupi seluruh wajah.
Ya Robbi....air apa yang bisa membasuhnya hingga suci? Aku malu......ingin kusembunyikan tapi dimana???
senyum ini lebih mirip iblis. Tatapan ini tenang menenggelamkan. Menyesatkan. Seakan-akan energi negatif didalamnya yang sewaktu-waktu bisa menghancurkanku sendiri.
Ya Rahman......ulurkan tali pertolonganMu, biar aku bisa keluar dari kemelut ini dengan selamat. Mudah-mudah semuanya belum terlambat!!!!!!!!!!!
AKU TAKUT
No comments:
Post a Comment